Retorika Abu Nadlir

Yang ditulis kan subur hidup di kalbu. Yang dikata kan cerah bermakna di jiwa. Yang diajar kan membekas dalam sejarah dan selepasnya!

TAFSIR SURAT ADH-DHUHAA (WAKTU DHUHAA)

Sabtu, 28 Maret 20150 comments



Oleh : Muhammad Abu Nadlir

Surat ini merupakan surat yang ke-11 yang diterima Rasulullah dan surat ke 93 berdasarkan urutan Mushaf al-Qur’an. Terdiri dari 11 ayat. Surat ini termasuk surat Makkiyyah.


  •  Asbabun Nuzul Surat Adh-Dhuhaa

Turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad SAW, terhenti untuk sementara waktu, maka orang-orang Musyrik berkata: “Tuhannya (Muhammad) telah meninggalkannya dan benci kepadaNya”. Maka turunlah surat ini untuk membantah perkataan orang-orang musyrik itu. (HR. Bukhari dan Muslim).

 

1)   Demi Adh-Dhuhaa,
2)   Dan malam apabila hening,
3)   Tuhanmu tidaklah meninggalkanmu dan tiada (pula) Dia sangat membenci,
4)   Dan sungguh akhirat lebih baik bagimu dari permulaan,
5)   Dan kelak Tuhanmu pasti memberimu sampai engkau puas,
6)   Bukankah Dia mendapatimu seorang yatim, lalu Dia melindungimu?
7)   Dan Dia mendapatimu seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk?
8)   Dan Dia mendapatimu seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan?,
9)   Maka adapun anak yatim, maka janganlah sewenang-wenang,
10) Dan adapun peminta,  maka janganlah menghardik,
11) Dan adapun menyangkut nikmat Tuhan, maka sampaikan.



  • Kosakata
Kata adh-Dhuhaa umumnya digunakan dalam arti “sesuatu yang nampak dengan jelas”. Pada ayat ini diartikan “waktu matahari naik sepenggalahan”. 

Sajaa, berarti “tenang, tidak bergerak”. 

Wadda’a, dari kata wada’a yang berarti “ meninggalkan”. 

Qalaa, terambil dari kata al-qalw yang berarti “pelemparan, kebencian”. 

Al-Aakhirah, terambil dari kata aakhir yang mengandung arti “sesuatu yang bukan sekarang, masih jauh”. 

Taqhar, terambil dari kata qahara yang berarti “menjinakkan, menundukkan untuk mencapai tujuan, atau mencegah lawan mencapai tujuannya”.  



  • Pesan Surat Adh-Dhuhaa

1. Tema utama surat Adh-Dhuhaa ini Allah SWT. sekali-kali tidak akan meninggalkan Nabi Muhammad SAW Isyarat dari Allah SWT bahwa kehidupan Nabi Muhammad SAW dan da'wahnya akan bertambah baik dan berkembang; larangan menghina anak yatim dan menghardik orang-orang yang minta-minta dan perintah menyebut-nyebut nikmat yang diberikan Allah sebagai tanda bersyukur. 
2. Allah SWT melalui surat Adh-Dhuhaa ini menyimpulkan inti dari risalah Nabi Muhammad SAW, yakni menghindarkan kenistaan atas orang-orang yang tidak berpunya, memenuhi keperluan orang-orang yang meminta, meniadakan penindasan terhadap anak-anak yatim serta kebingungan atas orang-orang yang lengah. Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk membicarakan dan menyampaikan hal tersebut kepada umat manusia.
 
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Retorika Abu Nadlir - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger