Retorika Abu Nadlir

Yang ditulis kan subur hidup di kalbu. Yang dikata kan cerah bermakna di jiwa. Yang diajar kan membekas dalam sejarah dan selepasnya!

SURAT AL-INSYIRAH (KELAPANGAN DADA)

Selasa, 17 Maret 20153comments

Surat ini merupakan surat yang ke-12 yang diterima Rasulullah dan surat ke 94 berdasarkan urutan Mushaf al-Qur’an. Terdiri dari 8 ayat. Surat ini termasuk surat Makkiyyah.

v Asbabun Nuzul Surat Al-Insyirah


Surat ini diturunkan berkenaan dengan suksesnya Nabi Muhammad SAW dalam menghadapi berbagai macam kesulitan dan hambatan yang berasal dari orang-orang kafir, kemudian beliau mendapatkan kelapangan dan kemudahan, yaitu setelah beliau mengalami kemenangan dalam menjalankan perintah Allah SWT untuk berdakwah.

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari al-Hasan bahwa ketika surat al-Insyirah ayat 6 turun, Rasulullah saw bersabda: “Bergembiralah kalian, karena akan datang kemudahan bagi kalian. Satu kesusahan tidak akan mengalahkan dua kemudahan.


أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ (1) وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَ (2) الَّذِي أَنْقَضَ ظَهْرَكَ (3) وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ (4) فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6) فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ (7) وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ (8)

1)    Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,
2)    Dan Kami telah menanggalkan darimu bebanmu,
3)    Yang memberatkan punggungmu,
4)    Dan Kami meninggikan bagimu sebutanmu,
5)    Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,
6)    Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,
7)    Maka apabila engkau telah selesai maka (bekerjalah) hingga engkau letih,
8)    Dan hanya kepada Tuhanmu hendaknya engkau berharap.

v Kosakata

Kata Nasyrah terambil dari kata syaraha yang berarti “memperluas, melapangkan, membuka, memberi pemahaman, menganugerahkan ketenangan”.

Kata Wadha’na, dari kata Wadha’a yang berarti “meletakkan, merendahkan, meringankan, menanggalkan, menghilangkan, meremehkan dan sebagainya”.

Wizr, pada awalnya kata ini berarti “gunung”. Gunung memberi kesan sesuatu yang berat dan besar. Maka kata wizr pada ayat ini diartikan “beban”.

Kata wizr berkembang menjadi kata-kata lain, seperti kata waziir (menteri) karena ia memikul tanggung jawab yang besar dan berat. Dan kata wizr yangbberarti “dosa”. Karena orang yang berdosa, merasakan di dalam jiwanya sesuatu yang berat. Dosa juga akan menjadi sesuatu yang sangat berat dipikul oleh pelakunya di hari Akhirat nanti.

Anqadha, terambil dari kata naqidh yang berarti “beban berat atau sesuatu yang memberatkan”.

Rafa’a, berarti “mengangkat atau meninggikan”.

Al-‘Usr, berarti “sesuatu yang sangat keras atau sulit atau berat”.

Yusr, kata ini digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang “mudah, lapang, berat kadarnya atau banyak (seperti harta)”.

Faraghta, terambil dari kata faragha yang berarti “kosong setelah sebelumnya penuh”.

Fa-nshab, terambil dari kata nashaba. Pada mulanya berarti “menegakkan sesuatu sehingga nyata dan mantab”.

Fa-rghab, terambil dari kata raghiba. Kata ini digunakan untuk menggambarkan “kecenderungan hati yang sangat mendalam kepada sesuatu, baik untuk membenci maupun untuk menyukai”.


v Pesan Surat Al-Insyirah
1. Tema utama surat Al-Insyirah ini adalah penegasan tentang nikmat-nikmat Allah SWT yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, dan pernyataan Allah bahwa bersama kesukaran ada kemudahan karena itu Nabi Muhammad SAW diperintahkan agar tetap melakukan usaha-usaha dan bertawakkal kepada-Nya.
2.  Pada ayat 2-3 dalam surat Al-Insyirah ini dapat diketahui betapa berat beban yang dipikul oleh Nabi Muhammad SAW. Ulama’-ulama’ berpendapat tentang beban berat yang dirasakan olehbNabi Muhammad SAW, yaitu antara lain;
a)  Wafatnya istri beliau, Khadijah dan paman beliau Abu Thalib.
b) Beratnya wahyu al-Qur’an yang beliau terima (QS. Al-Hasyr [59]: 21).
c)  Keadaan masyarakat pada masa Jahiliyyah.
3. Surat Al-Insyirah ini memberi petunjuk bahwa seseorang harus selalu memiliki kesibukan. Bila telah berakhir suatu pekerjaan, ia harus memulai lagi dengan pekerjaan yang lain, sehingga ia tidak akan pernah menyia-nyiakan waktu.
4.  Pada ayat 7-8 dalam surat Al-Insyirah ini memberi petunjuk kepada manusia bahwa dalam ketika manusia ingin meraih sesuatu, maka ia harus berusaha dan bekerja terlebih dahulu, baru kemudian menggantungkan harapan kepada Allah.
Share this article :

+ comments + 3 comments

11 April 2016 pukul 16.48

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh ...
Saya hanya mau mengucapkan terimakasih kepada pemilik blog ini atas segala isi yang ada dalam blog ini, Ayat Al-Qur'an dan Hadist yang sudah disediakan. Sangat-sangat berguna dan bermanfaat bagi saya sendiri sebagai internet explorer..
Saya juga meminta izin untuk mengcopy untuk digunakan sebagaimana mestinya..
semoga pemilik blog ini diberikan selalu kesehatan, dipanjangkan rezekinya, dipanjangkan umurnya, diampuni segala dosa-dosanya serta selalu dalam lindungan ALLAH SWT..
Aamiin....
Sekian, saya ucapkan terimakasih...

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh ...

13 Juli 2016 pukul 07.23

Alhamdulillah dengan perkongsian ilmu ini.

11 Januari 2017 pukul 16.40

Sangat membantu

*trimss

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Retorika Abu Nadlir - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger