Retorika Abu Nadlir

Yang ditulis kan subur hidup di kalbu. Yang dikata kan cerah bermakna di jiwa. Yang diajar kan membekas dalam sejarah dan selepasnya!

SURAT AL-BAQARAH Ayat 21-25

Kamis, 21 April 20161comments





Surat ini merupakan surat ke-2 dari segi penempatannya dalam Mushhaf, dan surat yang ke-87 dari segi perurutan turunnya kepada Nabi Muhammad SAW. Termasuk Madaniyyah. Terdiri dari 286 ayat.





21. Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,
22. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui,
23. Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar,
24. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) - dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya) -, peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir,
25. Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.

Pesan Surat Al-Baqarah ayat 21 – 25

  1. Ayat 21. Semua makhluk, secara sadar dan tidak, selalu memuja atau menyembah sesuatu yang lain. Setiap orang memiliki tujuan dalam hati yang mengarahkan tindakannya. Satu-satunya yang penting dan nyata adalah yang meliputi dan memelihara dunia, yaitu Tuhan Sang Maha Pemelihara (rabb). Jika kita tidak menyembah realitas puncak, maka kita tidak akan mengetahui makna takwa yang sebenarnya. Dan jika kita tidak mengetahui makna takwa, kita tidak tahu batasan-batasan kita—yaitu kapan keamanan berakhir dan kesusahan dimulai. Ketika ibadah sudah mencapai titik puncak, maka tidak akan ada gesekan antara penyembah dengan yang disembah. Jika jalannya lurus, maka perjalanannya pun akan mulus. Jika ibadah tidak dilakukan dengan mudah atau tidak selaras, maka ibadah itu hanya bersifat takhayul, sesat, dan ritualistis belaka.
  2. Ayat 22. Belas kasih cinta penciptaan digambarkan di sini, baik secara fisik maupun kiasan. Sebagai sarana ibadah, tahap pertama adalah kemudahan (hamparan; firasy yang berarti tempat tidur, selimut), kemudian stabilitas (atap; bina', yang berarti gedung, struktur), lalu pemujaan berkesinambungan (air dari langit; ma'an), dan selanjutnya sarana bertahan hidup (tsamarat yang berarti buah). Semua ini berasal dari Tuhan. Jika cinta ini diketahui, maka tidak ada lagi ruang untuk penyembahan berhala (pemujaan diri sendiri, cinta kekayaan, atau terhadap benda, dan lain-lain yang serupa, atau untuk mengada-ngadakan sekutu (andad) dengan Allah.
  3. Ayat 23. Kebudayaan Arab pada masa Nabi didasarkan pada jernihnya komunikasi yang diperantarai oleh bahasa indah sebuah masyarakat yang memiliki ingatan tajam. Ayat ini menantang kaum kafir untuk membuat kitab yang serupa dengan al-Qur’an, baik dalam bentuk bahasa maupun maknanya.
  4. Ayat 24. Al-Qur’an meramalkan dan menyatakan bahwa tidak akan ada seorang pun yang dapat meniru al-Qur’an, baik dalam hal bahasa maupun makna. Pernyataan ini dimaksudkan sebagai bukti kesakralan kitab suci itu. Pernyataan ini juga digunakan untuk mengingatkan para pembangkang yang sombong, agar mereka waspada terhadap siksa neraka di akhirat kelak.
  5. Ayat 25. Mengecap surga duniawi sama halnya dengan merasakan lebih awal bagaimana rasa surga di akhirat nanti. Di alam fisik, roh manusia mengandung pijaran dan esensi Sang Pencipta. Jika dia tidak memiliki esensi penciptaan, maka dia tidak akan memiliki kemampuan persepsi dan pemahaman. Nafsu adalah akibat, bukan sebab, karena setiap orang tunduk pada batas-batas dualitas. Kita ada kareoa keseimbangan (mizan) kutub-kutub yang berlawanan, sedangkan nafsu mengandung makna keseimbangan pula. Sesudah kematian adalah pengalaman langsung tentang sebab, yakni Allah dan tidak ada yang lain. "Pasangan-pasangan yang suci" adalah pelengkap yang sempurna bagi penghuni surga. Keadaan suci ini menandakan bahwa kutub-kutub yang berlawanan akan bertemu dan diselaraskan. Kemurnian jiwa seseorang berbanding lurus dengan derajat kesadaran dan ilmu yang diraih semasa hidupnya. Derajat pencerahan dan kesadaran tergantung pada derajat kepasrahan yang dicapai oleh seseorang. Tujuan hidup adalah untuk membedakan antara mana yang memberikan keselarasan dan mana yang tidak; serta untuk menyadari diri sendiri. Dengan mengikuti jalan yang benar dalam hidup ini, sang pencari ketakwaan akan mengikuti jalan itu dengan terus memurnikan niatnya dan menselaraskan niat baik itu dengan perbuatan baik pula. Inilah makna dari din Islam, suatu kata yang sering diterjemahkan sebagai "agama" dan bukannya "transaksi kehidupan." Transaksi ini dipenuhi oleh keimanan dan penundukan nafsu.
Share this article :

+ comments + 1 comments

10 Maret 2020 pukul 12.46

Let me tell you something...

What I'm going to tell you may sound a little creepy, maybe even a little "out there..."

WHAT if you could just press "PLAY" to LISTEN to a short, "magical tone"...

And INSTANTLY attract MORE MONEY to your life???

And I'm talking about BIG MONEY, even MILLIONS of DOLLARS!

Sound too EASY??? Think this couldn't possibly be for REAL??

Well, I'll be the one to tell you the news.

Usually the greatest blessings life has to offer are the easiest to RECEIVE!

Honestly, I'm going to PROVE it to you by allowing you to PLAY a real-life "magical wealth building tone" I developed...

And TOTALLY FOR FREE

You just hit "PLAY" and watch as your abundance angels fly into your life.. starting pretty much right away..

GO here now to experience the marvelous "Miracle Abundance Tone" - as my gift to you!

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Retorika Abu Nadlir - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger