Oleh : Muhammad Abu Nadlir
Al-Ikhlash berarti
menyingkirkan segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan Allah. Memurnikan
keesaan Allah. Memurnikan dari segala sifat yang tidak sesuai dengan Allah.
Sedangkan
jumlah ayatnya adalah 4 ayat, diturunkan di kota Mekkah. Tetapi ada riwayat
lain yang mengatakan bahwa surat ini diturunkan di kota Madinah.
Surat
ini merupakan surat yang ke 19 yang diterima oleh Nabi Muhammad. Surat ini
mengangkat tentang masalah Tauhid.
Ada
beberapa hadits yang menjelaskan terkait dengan Asbabun Nuzul surat ini yang mana seluruhnya mengacu
pada inti yang sama yaitu jawaban atas permintaan penggambaran sifat-sifat Allah.
Abdullah
bin Mas'ud meriwayatkan bahwa
sekelompok Bani Quraisy pernah meminta Nabi Muhammad untuk
menjelaskan leluhur Allah dan kemudian turun surah ini. Riwayat lain bersumber
dari Ubay bin Ka'ab dan Jarir
bin Abdillah yang menyebutkan
bahwa kaum Musyrikin berkata kepada Nabi
Muhammad, "Jelaskan kepada kami sifat-sifat Tuhanmu." Kemudian turun
surat ini untuk menjelaskan permintaan itu.
Surat
ini memiliki keutamaan yang besar, di antaranya:
a.
Bahwa surat ini setara dengan sepertiga al-Qur’an.
Rasulullah SAW., bersabda kepada para
shahabatnya, “Apakah ada salah
seorang di antara kamu tidak mampu membaca sepertiga al-Qur’an dalam semalam.?” Maka hal itu pun menyulitkan mereka
sehingga mereka pun bertanya, ‘Siapa
di antara kami yang mampu melakukan itu, wahai Rasulullah.?’ Lalu beliau
menjawab, “Allaahul Waahid
ash-Shamad (surat
al-Ikhlash) senilai sepertiga al-Qur’an”.
b.
Bahwa surat ini dapat menumbuhkan kecintaan Allah.
al-Bukhary mengisahkan seorang yang
mengkhatamkan shalatnya dengan surat ini. Tatkala Rasulullah SAW., bertanya
kepadanya, dia menjawab, “Karena ia merupakan sifat ar-Rahmaan dan aku suka
membacanya.” Lalu Nabi SAW., bersabda, “Beritahulah
kepadanya bahwa Allah mencintainya.”
Makna
Kosa Kata
الصَّمَد : Dzat yang tidak bergantung kepada siapapun dan apapun.
Dzat tempat para makhluk bersandar kepada-Nya di dalam memenuhi kebutuhan dan
permintaan mereka. Dia adalah Dzat Yang telah sempurna kemuliaan-Nya, Dia lah
Allah SWT. Sifat ini tidak layak kecuali hanya untuk-Nya, tiada yang setara
dengan-Nya dan Tidak sesuatu pun yang seperti seperti-Nya.
كُفُوًا : Yakni yang sebanding dan semisal-Nya, tidak ada sesuatu
pun yang seperti sepertinya-Nya, Dan Dia lah Yang Maha Mendengar Lagi Maha
Melihat.
Pesan
Yang Dapat Diambil
1. Bahwa surat ini memiliki keutamaan, yaitu setara dengan
sepertiga al-Qur’an, hal ini karena ia berbicara tentang tauhid.
2. Salahnya mengatakan bahwa Allah beranak atau berayah. Dia
adalah Dzat Yang Maha Kaya secara mutlak (absolut). Artinya, ini merupakan
bantahan terhadap klaim orang-orang Yahudi dan Nashrani bahwa Dia beranak.
3. Mengukuhkan tauhid Uluhiyyah.
Posting Komentar