Retorika Abu Nadlir

Yang ditulis kan subur hidup di kalbu. Yang dikata kan cerah bermakna di jiwa. Yang diajar kan membekas dalam sejarah dan selepasnya!

TAFSIR SURAT AL-A’LAA (Ayat 8 – 19)

Sabtu, 02 Mei 20150 comments

Oleh : Muhammad Abu Nadlir

Surat ini adalah surat yang ke 8 berdasarkan urutan surat yang diterima Rasulullah dan surat ke 87 berdasarkan urutan Mushaf al-Qur’an. Terdiri dari 19 ayat. Surat ini termasuk surat Makkiyyah.

Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Al-Jumu'ah bahwa Rasulullah SAW pada shalat dua hari Raya (Fitri dan Adha) dan shalat Jum'at membaca surat Al- Alaa pada rakaat pertama, dan surat Al-Ghaasyiyah pada rakaat kedua.




8)      Kami akan mempermudahkanmu kepada kemudahan,
9)      Maka berilah peringatan jika bermanfaat peringatan itu,
10) Akan mengingat siapa yang takut,
11) Dan akan menghindarinya siapa yang paling celaka,
12) Yang akan masuk ke api yang terbesar,
13) Kemudian ia tidak mati di sana dan tidak hidup,
14) Sungguh telah beruntunglah orang yang menyucikan diri,
15) Dan mengingat nama Tuhannya, lalu ia shalat,
16) Bahkan kamu mengutamakan kehidupan dunia,
17) Padahal akhirat lebih baik dan lebih kekal,
18) Sesungguhnya ini benar-benar alam kitab-kitab yang dahulu,
19) (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa.


Kosa Kata

Kata Nuyassiruka dan kata al-Yusraa berakar pada kata yusr yang antara lain berarti mudah, ringan, berat kadarnya atau banyak jumlahnya.

Kata Yakhsyaa terambil dari kata khasyyah yang berarti takut. Kata ini biasa digunakan untuk menggambarkan rasa takut terhadap suatu objek yang sangat diagungkan.

Kata al-Asyqaa terambil dari kata syaqiya yang berarti celaka, susah. Kata ini merupakan antonim dari kata sa’ida yang berarti bahagia.

Kata Yashlaa terambil dari kata shaliya yang dipahami oleh sementara ahli bahasa dalam arti menyalakan api sehingga memperoleh kehangatan atau kepanasan. Kata ini juga bisa diartikan dengan masuk.

Kata Aflaha terambil dari kata al-falh yang berarti membelah. Dari sini petani dinamai al-fallaah karena dia mencangkul untuk membelah tanah lalu menanam benih.

Benih yang ditanam petani menumbuhkan buah yang diharapkannya. Dari sini sehingga yang meperoleh apa yang diharapkan dinamai falaah dan hal tersebut tentu melahirkan kebahagiaan yang juga menjadi salah satu makna falaah.

Ar-Raghib al-Ashfahani membagi kebahagiaan menjadi duniawi dan ukhrowi; duniawi mencakup usia panjang, kekayaan dan kemuliaan, sedangkan kebahagiaan ukhrowi mencakup kekekalan tanpa kepunahan, kekayaan tanpa kebutuhan, kemuliaan tanpa kehinaan, dan pengetahuaan tanpa kebodohan.

Surat al-Mu’minuun ayat pertama sampai ayat sembilan, dikemukakan sifat-sifat dari orang-orang mukmin yang akan memperoleh al-Falaah yaitu; (1) Khusyu’ di dalam shalat, (2) Menunaikan zakat, (3) Menjauhkan diri dari perbuatan yang sia-sia, (4) Tidak menggunakan alat kelaminnya kecuali secara sah, (5) Meelihara amanat dan janji, dan (6) Memelihara waktu-waktu shalat. 

Kata Dzakara dapat berarti menyebut dengan lidah juga bisa berarti menghadirkan sesuatu dalam benak atau memantapkan kehadirannya.

Kata Tu’tsiruun terambil dari kata aatsara yang berarti mengambil sesuatu tanpa mengambil yang lain. Pada ayat ini dimaksud adalah mengutamakan.

Kata ad-Dunyaa terambil dari kata danaa yang berarti dekata atau dari kata Danii’ yang berarti hina.

Kata Khair (lebih baik) dan Abqaa (lebih kekal) keduanya berbentuk superlatif. Ini memberi perbandingan kehidupan, bahwa surga lebih baik dan kekal dibanding dengan kenikmatan dunia.

Kata Shuhuf adalah bentuk jamak dari kata shahifah, yang pada mulanya berarti sesuatu yang dihamparkan. Untuk mudahnya menulis sesuatu, maka ia dihamparkan. Maka, sesuatu yang ditulis seperti buku atau kertas dan sebagainya dinamai shahifah.


Pesan Surat Al-A’laa Ayat 8 – 19

1. Allah SWT memberi kemudahan kepada Nabi Muhammad SAW dalam melaksanakan tugas menyampaikan risalah agama.

2. Kebahagiaan yang menanti mereka yang mengagungkan Allah SWT serta menjalankan perintah-Nya. Mensucikan-Nya dan beribadah kepada-Nya.


3.  Kecaman dan ancaman bagi mereka yang mengabaikan perintah-perintah Allah SWT, akan dimasukkan di negara yang apinya besar memanaskan.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Retorika Abu Nadlir - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger