Merupakan
surat yang ke-86 yang diterima Rasulullah dan surat yang ke-83
berdasarkan urutan Mushaf al-Qur’an. Terdiri dari 36 ayat. Surat ini
termasuk surat Makkiyah.
10. Kecelakaan
pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan,
11. (yaitu) orang-orang yang
mendustakan hari pembalasan,
12. Tidak ada yang
mendustakan hari pembalasan itu melainkan setiap orang yang melampaui batas
lagi berdosa,
13. Yang apabila dibacakan
kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata, Itu adalah dongengan orang-orang yang
dahulu,
14. Sekali-kali tidak,
sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka,
15. Sekali-kali tidak,
sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhan
mereka,
16. Kemudian, sesungguhnya
mereka benar-benar masuk neraka,
17. Kemudian, dikatakan
(kepada mereka): "Inilah azab yang dahulu selalu kamu dustakan,
18. Sekali-kali tidak,
sesungguhnya kitab orang-orang berbakti itu (tersimpan) dalam 'Illiyyin,
19. Tahukah kamu apakah
'Illiyyun itu?,
20. (Yaitu) kitab yang
bertulis,
21. Yang disaksikan oleh
malaikat-malaikat yang didekatkan,
Kosakata
Wail mulanya digunakan
oleh pemakai bahasa Arab sebagai doa jatuhnya siksa. Tetapi al-Qur’an
menggunakannya dalam arti ancaman jatuhnya siksa, atau dalam arti suatu
lembah yang sangat curam di neraka.
Ad-Diin di sini berarti pembalasan. Agama disebut ad-Diin karena didalam agama
setiap perbuatan ada balasannya.
Mu’tad yaitu orang melampaui batas dalam perbuatannya, dengan
memakan sesuatu yang haram, dan berlebih-lebihan dalam sesuatu yang mubah. Dia
melampaui batas juga ketika berhubungan dengan orang lain, dengan selalu
mendholimi dan menyakiti mereka.
Atsiim adalah orang yang berdosa.
Asaathiir adalah jama’(plural) dari kata Usthurah,
yaitu dongeng atau cerita fiktif untuk menghibur yang sebenarnya tidak ada dalam realita.
Al-Awwaliin adalah: orang-orang
terdahulu.
Roona artinya menguasai
atau menutupi. Roona juga bisa diartika karatan yang biasa mengenai besi atau cermin.
al-Abrar dari
kata al-Barr yang
berarti luas, maka daratan disebut juga al-Barr karena
tempatnya luas. Maksudnya disini bahwa al-Abrar adalah
orang yang luas dan banyak kebaikannya di dunia ini, luas dan banyak ibadahnya
kepada Allah, mereka adalah orang-orang yang berbakti.
’Illiyyin dari
kata al-Uluw yang berarti tinggi. Maksudnya
bahwa kitab catatan amal orang-orang yang berbakti (kepada Allah) diletakkan di
tempat yang tinggi, yaitu langit yang ke tujuh. “Al-Iliyyun adalah
tempat di samping tiang ‘Arsy sebelah kanan“
Pesan Surat Al- Muthaffifin
Ayat 10 – 21
- Tabiat jiwa manusia pada mulanya adalah suci dan jernih, mampu mengetahui kebenaran sebagaimana apa adanya, serta mampu juga membedakan antara yang hak dan yang batil, ketakwaan dan kedurhakaan.
- Setiap pelanggaran melahirkan tetesan hitam ke dalam kalbu. Ia tidak terhapus kecuali dengan taubat. Jika pelanggaran berlanjut, maka akhirnya kalbu menjadi hitam, buram, dan berkarat sehingga jiwa terhalangi menerima kebenaran. Yang bersangkutan tersungkur jatuh ke lembah kehinaan akibat ulahnya sendiri. Dengan demikian, ia terhalang dari rahmat dan kebajikan.
- Kebejatan moral seringkali bermula dari sesuatu yang dinilai kecil dan sepele. Karena itu pula ia seringkali tidak dirasakan kecuali setelah parah. Ia bermula dari satu titik saja dan memang perjalanan jauh ditempuh dengan satu langkah kecil. Bukit yang tinggi bermula dari sebiji pasir.
Posting Komentar