Surat ini
merupakan surat ke-78 dari segi
penempatannya dalam Mushhaf, dan surat yang ke-80 dari segi
perurutan turunnya kepada Nabi Muhammad SAW.
Termasuk Makkiyyah. Terdiri dari 40 ayat.
17. Sesungguhnya Hari Keputusan adalah suatu
waktu yang ditetapkan,
18. Yaitu hari ditiup sangsakala lalu kamu
datang berkelompok-kelompok,
19. Dan dibukalah
langit, maka terdapatlah beberapa pintu,
20. Dan dijalankan
gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah ia,
21. Sesungguhnya neraka Jahannam itu (padanya)
ada tempat pengintai,
22. Menjadi tempat
kembali bagi orang-orang yang melampaui batas,
23. Mereka tinggal di dalamnya berabad-abad
lamanya,
24. Mereka tidak merasakan kesejukan di
dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman,
25. Selain air yang mendidih dan nanah,
26. Sebagai
pambalasan yang setimpal,
27. Sesungguhnya mereka tidak berharap (takut)
kepada hisab,
28. Dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dengan
sesungguh- sungguhnya,
29.
Dan segala
sesuatu telah Kami catat dalam suatu kitab, Karena itu rasakanlah. Dan Kami sekali-kali
tidak akan menambah kepada kamu selain daripada azab.
Kosa
Kata
Kata
Al-Fashl, berasal dari akar kata kerja fashala yang
artinya 'memisahkan, memencilkan, membuat suatu keputusan tanpa ada keraguan
sedikit pun'—tidak ada bidang yang samar-samar (tidak jelas). Fashala
juga berarti 'menyapih', karena tindakan menyapih itu memisahkan seorang bayi
dari sumber makanan pertamanya, yakni ibunya. Kata Arab untuk 'patokan yang
tegas' (fayshal) berasal dari kata kerja yang sama (yakni fashala),
dan juga berarti 'hakim' atau 'pedang pemisah.
Kata
Miiqaat berasal dari kata waqt yang artinya
'waktu yang sudah ditentukan dan pasti, suatu batas waktu' atau 'saat
pertemuan'.
Kata
Saraban adalah akar kata sariba yang berarti 'lambat laun habis, lenyap di depan
mata tanpa ketahuan'. Semakin dekat kita bergerak ke arah fatamorgana, semakin
jauh kelihatannya, dan selamanya takkan pernah bisa ditangkap.
Kata Jahannam (neraka) adalah salah satu
nama yang digunakan dalam Alquran sebagai lawan dari jannah (surga).
Kata ini dihubungkan dengan akar kata jabuma (bermuka masam) dan jahm
(suram, muram, merengut, murung). Kata benda yang sekaitan adalah jahniim, artinya 'lubang yang tak berujung (berdasar)' dan
di tempat seperti itu tidak ada kestabilan maupun kedamaian.
Kata Mirshaad berasal dari rashada, artinya 'mengawasi
sesuatu dengan sungguh-sungguh', laksana seekor kucing yang sedang mengawasi
seekor tikus di lubang tikus. Dalam bahasa Arab modern, mirshâd berarti
'teleskop'.
Pesan Surat an-Naba’
ayat 17 – 30
- Hari
Keputusan (atau Hari Pembalasan) adalah hari pemilahan dan pemisahan, hari
kejelasan. Saat itu segala sesuatu jelas-jelas dipisahkan secara adil lalu
dimasukkan ke tempatnya masing-masing, yang baik dengan yang baik, yang buruk
dengan yang buruk.
- Jahanam adalah
tempat kembali bagi orang-orang yang melanggar dan yang melampaui batas.
Berarti, mereka yang melanggar dan yang melampaui batas dalam kehidupan ini
sebenarnya sedang dalam perjalanan menuju tempat tinggal terakhir itu. Di dalam neraka terjadi pergolakan yang maha dahsyat, di sana tidak ada
kehidupan maupun kematian.
- Segala sesuatu dalam kehidupan ini dihimpun di dalam sebuah Kitab tunggal. Kitab itu mengandung segala sesuatu. Segala sesuatu yang ada adalah saling berhubungan dan pada akhirnya berakhir pada satu tempat, tidak ada yang terpisah. Yang mengingkari kebenaran ini berarti telah melanggar dirinya sendiri, dan pelanggaran ini pun tertulis dalam Kitab tersebut. Segala sesuatu telah diperhitungkan dan tercakup dalam Kitab tentang kesejatian ini, Kitab tentang manifestasi, Kitab yang komprehensif tentang qadhaa dan qadar (takdir keputusan Tuhan). Al-Qur’an adalah manifestasi yang jelas dari Kitab tersebut.
Posting Komentar