6.
Sesungguhnya
orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu
beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman,
7.
Allah telah
mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan
bagi mereka siksa yang amat berat.
8.
Di antara
manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari
kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman,
9.
Mereka
hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu
dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar,
10. Dalam hati
mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa
yang pedih, disebabkan mereka berdusta.
Kosa Kata
Kata Kafaruu
terambil dari kata kafara yang berarti tabir,
tutup, tirai, dan pengingkaran, sesuatu yang menutupi
sesuatu yang lain dapat.
Kata kafir
dalam al-Qur’an memiliki empat arti. Pertama, petani, karena ia menutupi
benih dengan tanah (al-Hadid [57] ayat 20). Kedua, kafir sebagai lawan dari iman (kafir ‘inad,
atau kafir yang keras kepala) (al-Baqarah [2] ayat
108, Ali `Imran [3] ayat
177, dan al-Taubah [9] ayat
23). Ketiga, kafir karena dia durhaka, seperti orang-orang
yang tak memiliki kepedulian sosial adalah orang-orang kafir (al-Baqarah
[2] ayat 254), menghalangi
orang lain dalam mencari kebenaran (al-An`am
[6] ayat 26), melakukan
tindakan kriminal seperti membunuh. (al-Maidah [5]
ayat 70). Keempat, kafir karena ia kikir, lawan dari syukur (Ibrahim
[14] ayat 7).
Kata Khatama
berarti 'menutupi sesuatu
sehingga sesuatu itu menjadi jauh dan tidak bisa masuk maupun memegangnya'.
Pesan Surat
Al-Baqarah ayat 6
– 10
- Ayat 6-7. Ciri-ciri orang kafir dalam menghadapi Al-Qur’an. Yakni orang itu tidak dapat menerima petunjuk, dan segala macam nasehat pun tidak akan berbekas padanya. Maksudnya: mereka tidak dapat memperhatikan dan memahami ayat-ayat Al-Quran yang mereka dengar dan tidak dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah yang mereka lihat di cakrawala, di permukaan bumi dan pada diri mereka sendiri.
- Ayat 8-10. Karakter dari orang munafiq. Sifat utama seorang munafik adalah selalu menghindar dari ide sentral tentang ketundukan dan keimanan kepada Allah. Untuk menghindari ini, dia mengaku beriman kepada Allah dan hari akhirat, meskipun sebenarnya tidaklah demikian. Dia berpikir bahwa dengan melakukan hal itu, dia dengan tenang dapat melarikan diri dari pertentangan nyata. Mereka tidak sadar bahwa mereka hanya menipu dirinya sendiri. Mereka tidak mampu menyadari kondisi mereka, karena ilmu mereka didasarkan pada premis keterpisahan, dan bukan premis penyatuan (tauhid). Mereka tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya telah larut dalam satu realitas yang hukum-hukum-Nya mengatur semua aspek kehidupan, termasuk aspek penipuan diri. Karenanya, mereka berpikir telah aman bersembunyi dalam diri mereka sendiri. Hasrat hati orang munafik yang sakit berakar dari penipuan diri. Kedermawanan Allah yang luas dan selalu bertambah hanya digunakan untuk meningkatkan hasrat tersebut. Akibatnya, keadaan itu hanya memberikan kebingungan dan penderitaan terus-menerus.
Posting Komentar