Surat ini
merupakan surat ke-2 dari segi
penempatannya dalam Mushhaf, dan surat yang ke-87 dari segi
perurutan turunnya kepada Nabi Muhammad SAW.
Termasuk Madaniyyah.
Terdiri dari 286 ayat.
11. Dan bila dikatakan kepada
mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka
menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.",
12. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah
orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar,
13.
Apabila
dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain
telah beriman." Mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana
orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya
merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu,
14.
Dan bila
mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami
telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka,
mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami
hanyalah berolok-olok.",
15.
Allah akan
(membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam
kesesatan mereka.
Kosa Kata
Kata Tufsiduu
berasal dari kata fasada yang berarti kerusakan, pengrusakan, sesuatu
yang mendatangkan mudarat.
Kata Mushlihuun
berasal dari kata shaluha yang berarti perbaikan, bermanfaat, sesuatu
yang mendatangkan manfaat, sesuai (kesesuaian).
Kata Mustahzi’uun
berasal dari kata istahza’a yang berarti menertawakan, mengejek,
menyindir, mengolok-olok, menghina.
Kata Syayaathiinihim adalah bentuk jamak dari kata syaithan yang berasal
dari kata syathana, yang memiliki arti memberontak, menyimpang dari
jalan cahaya dan kasih sayang.
Pesan Surat
Al-Baqarah ayat 11 – 15
- Ayat 11-13. Semua makhluk mencerminkan sifat keabadian dan keberlanjutan Tuhan. Oleh karena itu, semua makhluk selalu menolak untuk menerima segala macam keterputus-an, pemisahan, atau dualitas dalam hidup. Bahkan para orang yang mengidap penyakit hati pun—ketika pengingkaran tauhid mereka ditunjukkan—akan menolaknya. Gejala lain dari penyakit ini adalah kesombongan dan penyanjungan diri sendiri. Gejala ini berfungsi untuk melestarikan kesalahan iman dan konsep mereka, yaitu dengan menyanjung diri sendiri di atas orang lain. Para penipu memandang rendah sistem-sistem lain. Mereka menganggap para pengikut sistem lain sebagai orang yang bodoh (sufaha). Padahal, dalam kenyataannya, kaum munafiklah yang bodoh. Jika saja kaum munafik mau menengok sifat fitrahnya, mereka akan mengetahui dengan lebih baik. Namun, mereka telah tersesat dari jalan menuju pengetahuan diri yang mendasar (fithri).
- Ayat 14-15. Realitas mencerminkan niat dan tindakan manusia. Jadi, karena belas kasih Allah SWT, orang-orang yang ingin memperolok-olok pun dibiarkan. Setiap sistem penciptaan melanggengkan dirinya sendiri. Jika diikuti dengan sungguh-sungguh, jalan keimanan akan memberikan peningkatan. Demikian juga halnya dengan jalan kemunafikan. Karenanya, orang-orang yang terjatuh dalam kemunafikan akan terperosok semakin dalam ke dasar terowongan gelap kemunafikannya. Kehidupan adalah dinamisme dan pertumbuhan. Penciptaan dimulai dari keadaan non-wujud yang kemudian berekspansi. Lalu, di akhir siklus penciptaan, keseluruhan semesta beserta semua subsistemnya yang ekspansif itu akan berkontraksi kembali ke tempat abadi, kembali ke kehampaan abadi dalam genggaman Tuhan.
+ comments + 1 comments
maaf mau nambahin resensi aja nih kajian KITAB tafsir al munir surah al baqarah ayat 1-5
Posting Komentar