Retorika Abu Nadlir

Yang ditulis kan subur hidup di kalbu. Yang dikata kan cerah bermakna di jiwa. Yang diajar kan membekas dalam sejarah dan selepasnya!

TAFSIR SURAT AL-IKHLASH

Kamis, 08 Januari 20150 comments

Oleh : Muhammad Abu Nadlir

Surat ini dinamakan dengan surat al-Ikhlash, ash-Shamad dan Qul Huwa Allaahu Ahad.


Al-Ikhlash berarti menyingkirkan segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan Allah. Memurnikan keesaan Allah. Memurnikan dari segala sifat yang tidak sesuai dengan Allah.


Sedangkan jumlah ayatnya adalah 4 ayat, diturunkan di kota Mekkah. Tetapi ada riwayat lain yang mengatakan bahwa surat ini diturunkan di kota Madinah.


Surat ini merupakan surat yang ke 19 yang diterima oleh Nabi Muhammad. Surat ini mengangkat tentang masalah Tauhid.


Ada beberapa hadits yang menjelaskan terkait dengan Asbabun Nuzul surat ini yang mana seluruhnya mengacu pada inti yang sama yaitu jawaban atas permintaan penggambaran sifat-sifat Allah.


Abdullah bin Mas'ud meriwayatkan bahwa sekelompok Bani Quraisy pernah meminta Nabi Muhammad untuk menjelaskan leluhur Allah dan kemudian turun surah ini. Riwayat lain bersumber dari Ubay bin Ka'ab dan Jarir bin Abdillah yang menyebutkan bahwa kaum Musyrikin berkata kepada Nabi Muhammad, "Jelaskan kepada kami sifat-sifat Tuhanmu." Kemudian turun surat ini untuk menjelaskan permintaan itu.


Surat ini memiliki keutamaan yang besar, di antaranya:

a.     Bahwa surat ini setara dengan sepertiga al-Qur’an.

Rasulullah SAW., bersabda kepada para shahabatnya, “Apakah ada salah seorang di antara kamu tidak mampu membaca sepertiga al-Qur’an dalam semalam.?” Maka hal itu pun menyulitkan mereka sehingga mereka pun bertanya, ‘Siapa di antara kami yang mampu melakukan itu, wahai Rasulullah.?’ Lalu beliau menjawab, “Allaahul Waahid ash-Shamad (surat al-Ikhlash) senilai sepertiga al-Qur’an”.

b.    Bahwa surat ini dapat menumbuhkan kecintaan Allah.

al-Bukhary mengisahkan seorang yang mengkhatamkan shalatnya dengan surat ini. Tatkala Rasulullah SAW., bertanya kepadanya, dia menjawab, “Karena ia merupakan sifat ar-Rahmaan dan aku suka membacanya.” Lalu Nabi SAW., bersabda, “Beritahulah kepadanya bahwa Allah mencintainya.”



Makna Kosa Kata

الصَّمَد : Dzat yang tidak bergantung kepada siapapun dan apapun. Dzat tempat para makhluk bersandar kepada-Nya di dalam memenuhi kebutuhan dan permintaan mereka. Dia adalah Dzat Yang telah sempurna kemuliaan-Nya, Dia lah Allah SWT. Sifat ini tidak layak kecuali hanya untuk-Nya, tiada yang setara dengan-Nya dan Tidak sesuatu pun yang seperti seperti-Nya.


كُفُوًا : Yakni yang sebanding dan semisal-Nya, tidak ada sesuatu pun yang seperti sepertinya-Nya, Dan Dia lah Yang Maha Mendengar Lagi Maha Melihat.



Pesan Yang Dapat Diambil


1. Bahwa surat ini memiliki keutamaan, yaitu setara dengan sepertiga al-Qur’an, hal ini karena ia berbicara tentang tauhid.


2. Salahnya mengatakan bahwa Allah beranak atau berayah. Dia adalah Dzat Yang Maha Kaya secara mutlak (absolut). Artinya, ini merupakan bantahan terhadap klaim orang-orang Yahudi dan Nashrani bahwa Dia beranak.


3. Mengukuhkan tauhid Uluhiyyah.

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Retorika Abu Nadlir - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger