Retorika Abu Nadlir

Yang ditulis kan subur hidup di kalbu. Yang dikata kan cerah bermakna di jiwa. Yang diajar kan membekas dalam sejarah dan selepasnya!

TAFSIR SURAT AL-LAHAB (AL-MASAD)

Kamis, 08 Januari 20150 comments

Oleh : Muhammad Abu Nadlir

Surat Al-Lahab atau Al-Masad merupakan surat yang ke 6 yang diterima oleh Nabi Muhammad. Surat ini terdiri atas 5 ayat dan termasuk surat Makiyyah.

Abu Lahab adalah paman dari Nabi SAW sendiri, saudara dari ayah beliau. Nama kecilnya Abdul ‘Uzza. Sebagai kita tahu, ‘Uzza adalah nama sebuah berhala yang dipuja orang Quraisy, Abdul ‘Uzza bin Abdul Muthalib. Nama isterinya ialah Arwa (ada juga yang menyebut dengan Ummu Jamil), saudara perempuan dari Abu Sufyan Sakhar bin Harb, khalah dari Mu’awiyah.  Dia dipanggilkan Abu Lahab, yang dapat diartikan ke dalam bahasa kita dengan “Pak Menyala”, karena mukanya itu bagus, terang bersinar dan tampan. Gelar panggilan itu sudah dikenal orang buat dirinya.


Pokok isi surat ini berisi tentang nasib salah seorang paman Rasulullah SAW yakni Abu Lahab beserta istrinya yang diancam dengan siksa neraka. Surat Al-Lahab mengisyaratkan bahwa kemusyrikan itu tidak dapat dipertahankan dan tidak akan menang walaupun pendukung-pendukungnya bekerja keras.


Sebab Turunnya Ayat


Imam Bukhari dan lainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang berkata, “Suatu hari, Rasulullah naik ke atas bukit Shafa lalu memanggil orang-orang Quraisy untuk berkumpul. Pada saat mereka telah berkumpul, Rasulullah lalu berkata, ‘Sekiranya saya sekarang mengatakan kepada kalian bahwa pasukan musuh akan menyerang kalian di pagi ini atau sore ini apakah kalian akan mempercayainya?’ Mereka serentak menjawab, ‘Ya.’ Rasulullah lalu berkata, ‘Sesungguhnya saya sekarang memberi peringatan kepada kalian terhadap akan datangnya adzab yang pedih.” Mendengar ucapan Nabi SAW. tersebut, Abu Lahab langsung menyahut, ‘Celaka engkau, apakah hanya untuk menyampaikan hal ini engkau mengumpulkan kami?!’ Allah lalu menurunkan ayat ini.”


Ibnu Jarir meriwayatkan dari Israil dari Abu Ishak dari seorang laki-laki dari Hamadan yang bernama Yazid bin Zaid bahwa suatu ketika istri Abu Lahab menebarkan duri-duri di jalan yang akan dilalui oleh Nabi SAW. Tidak lama kemudian turunlah ayat, “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia!” hingga ayat 4, “Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah).”


Makna Kosakata


Tabba : 'hilang, rugi', dan 'binasa, atau rusak'.


Hathab: 'kayu bakar'. Ada ahli Tafsir yang menafsirkan bahwa ungkapan ‘sang pembawa kayu bakar’ merupakan kiasan yang bermakna orang yang suka mengadu-domba.

Dahulu, Ummu Jamil (sebutan dari istri Abu Lahab) suka menebar fitnah demi mengadu-domba antara nabi dan para sahabatnya dengan kaum musyrikin. Karena perbuatannya itulah yang menyebabkan dia dijuluki sebagai sang pembawa kayu bakar.


Jid menggambarkan bagian leher tempat kalung biasa bertengger.

Masad biasanya berarti daun palem yang dipintal. Ini berarti bahwa apa yang diseretnya (yang melingkari lehernya) adalah rantai yang dipintal kuat buatannya sendiri.


Pesan Yang Dapat Diambil


1.  Tidak bermanfaatnya harta dan keturunan bagi orang yang tidak beriman, namun sebenarnya harta dan keturunan dapat membawa manfaat jika seseorang itu beriman.


2.       Hukuman bagi mereka yang suka melakukan adu domba.

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Retorika Abu Nadlir - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger