Oleh : Muhammad Abu
Nadlir
Surat ini berdasarkan urutan mushhaf merupakan urutan ke
109. Adapun berdasarkan wahyu yang diterima Nabi
Muhammad SAW merupakan surat yang ke 18. Terdiri dari 6 ayat. Termasuk
surat Makiyyah.
Dinamakan surat Al Kafirun karena Nabi tidak akan menyembah apa
yang orang kafir Quraisy sembah. Dinamakan juga surat Al Munabadzab
(Penentangan), dan Al Baraatu Minasy Syrk ( Lepas Dari Kesyirikan).
Asbabun Nuzul
Diriwayatkan bahwa para pemimpin Quraisy bermufakat
menemui Nabi Muhammad. Mereka bermaksud hendak mencari, “damai”. Yang
mendatangi Nabi itu menurut riwayat Ibnu Ishaq dari Said bin Mina – ialah
Al-Walid bin Al-Mughirah, Al-Ash bin Wail, Al-Aswad bin Al-Muthalib dan Umaiyah
bin Khalaf.
]Mereka berkata: “Ya Muhammad! Mari kita berdamai. Kami bersedia
menyembah apa yang engkau sembah tetapi engkau pun hendaknya bersedia pula
menyembah yang kami sembah, dan di dalam segala urusan di negeri kita ini,
engkau turut serta bersama kami. Kalau seruan yang engkau bawa ini memang ada
baiknya daripada apa yang ada pada kami, supaya turutlah kami merasakannya
dengan engkau. Dan jika kami yang lebih benar daripada apa yang engkau serukan
itu maka engkau pun telah bersama merasakannya dengan kami, sama mengambil
bahagian padanya.”
Terjemah Surat
1.
Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, (Pemimpin – pemimpin musyrikin Mekkah)
2.
Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. (Tidak di waktu sekarang dan tidak pula di masa akan datang)
3.
Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah.
4.
Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu
sembah,
5.
Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang
Aku sembah.
6.
Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”
Hikmah
Surat Al-Kaafiruun
1.
Menjelaskan keterjagaan Rasul dan penyucian dirinya dari
mengikuti orang-orang Musyrik.
2.
Bahwa jalan Mukmin tidak akan bertemu dengan jalan orang
kafir sebab si Mukmin mengikuti jalan Allah sedangkan si Kafir mengikuti jalan
syaithan.
3.
Betapa tingginya derajat seorang Mukmin di mana ia tidak
akan sujud kepada berhala dan tidak akan ridla beribadah kepada selain-Nya.
4.
Balasan terhadap semua perbuatan akan didapat kelak pada
hari Kiamat. Firman-Nya, “Untukmulah
agamamu, dan untukkulah agamaku.
Posting Komentar