Retorika Abu Nadlir

Yang ditulis kan subur hidup di kalbu. Yang dikata kan cerah bermakna di jiwa. Yang diajar kan membekas dalam sejarah dan selepasnya!

TAFSIR SURAT AL-KAUTSAR

Kamis, 08 Januari 20150 comments

Oleh : Muhammad Abu Nadlir

Surat Al-Kautsar merupakan surat yang ke 15 yang diterima oleh Nabi Muhammad. Surat ini merupakan surat urutan ke 108 berdasarkan urutan mushaf.

Surat ini terdiri atas 3 ayat dan termasuk surat Makiyyah karena diturunkan dikota Mekkah. Nama surat ini diambil dari kata Al-Lahab yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

Asbabun Nuzul

Jalaluddin al-Suyuti, dalam kitab Durr al-Mantsur, mengutip hadits dari Ibn Sa‘ad dan Ibn ‘Asakir yang meriwayatkan melalui jalur al-Kalbi, dari Abu Shalih, dari Ibn ‘Abbas, katanya, “Putra Rasulullah Saw paling besar adalah al-Qasim kemudian Zainab, ‘Abdullah, Ummu Kultsum, Fathimah, dan Ruqayyah. Al-Qasim meninggal di Makkah. Dialah putra Rasulullah Saw yang pertama kali meninggal, kemudian disusul ‘Abdullah. Setelah putra-putra Rasulullah Saw meninggal, al-‘Ash ibn Wa’il al-Sahmi mengatakan tentang Rasulullah Saw, “Nasabnya terputus. Dia itu orang yang putus nasab.” Maka Allah menurunkan ayat, “Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus.” (al-Kautsar ayat 3).

Al-Zubair ibn Bakar dan Ibn ‘Asakir meriwayatkan dari Ja‘far bin Muhammad, dari ayahnya, katanya, “Al-Qasim putra Rasulullah Saw meninggal di Makkah. Sepulang dari memakamkan jenazahnya, Rasulullah Saw lewat di depan al-‘Ash ibn Wa’il dan putranya yang bernama ‘Amr. Ketika melihat Rasulullah Saw, al-‘Ash ibn Wa’il berkata, “Aku membencinya. Sekarang dia terputus nasabnya.” Kemudian Allah Swt menurunkan ayat, “Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus.” (al-Kautsar ayat 3).

Ibn Abi Hatim meriwayatkan dari al-Sudi, katanya, “Ketika seseorang ditinggal mati oleh putranya, orang-orang Quraisy akan mengatakan, ‘Si Polan putus nasabnya.’” Tatkala putra Nabi Saw meninggal, al-‘Ash ibn Wa’il mengatakan, “Muhammad terputus nasabnya.” Lalu turunlah surah al-Kaustar.

Al-Baihaqi meriwayatkan hadis serupa dari Muhammad ibn Ali dengan menyebutkan nama putra Rasulullah, yaitu al-Qasim. Al-Baihaqi juga meriwayatkan dari Mujahid, katanya, “Surah al-Kautsar diturunkan terkait al-‘Ash ibn Wa’il, dimana dia mengatakan, ‘Aku membenci Muhammad.’


Terjemah Surat

1. Sesungguhnya, Kami telah memberikan engkau mata air surga yang berlimpah.
2. Maka salatlah untuk Tuhanmu dan Pemeliharamu, dan berkorbanlah.
3. Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus.

Kosa Kata

Kautsar berasal dari akar katsara, yang berarti 'melebihi dalam jumlah, banyak', dan juga 'bertambah, berlipat atau berkembang'. Secara tradisional dijelaskan bahwa al-Kautsar adalah sebuah mata air di surga, mata air yang dialiri oleh sungai-sungai cinta antara Allah dan cahaya Muhammad, mata air yang dapat kita minum kalau kita melangkah ke sana.

Anhar (penyembelihan atau pengorbanan) berasal dari kata nahara, yang berarti 'memotong tenggorokan, menyembelih'.

Al-Syani’ secara bahasa artinya musuh yang membenci.

Al-Abtar artinya tidak punya penerus. Kata ini merupakan jawaban atas ucapan orang Quraisy, ‘Muhammad tidak memiliki generasi penerus. Dia bakal mati, kemudian kita bisa istirahat darinya dan dari mempelajari agamanya. Demikianlah, Allah SWT menakdirkan dan menetapkan bahwa yang putus turunan (al-abtar) bukanlah Muhammad Saw, melainkan orang-orang yang membencinya. Janji Allah untuk mereka benar-benar terbukti. Sebutan mereka terhenti dan hilang ditelan bumi. Sementara itu, sebutan Muhammad Saw terus menggema dan semakin meninggi.

Hikmah Surat Al-Kautsar

1. Surah ini menjelaskan karunia Allah Ta’ala atas Nabi saw. dengan memberi beliau banyak kebaikan di dunia dan akhirat, di antaranya adalah sungai Kautsar kelak di surga. 

2. Nabi saw. dan umat beliau diperintahkan untuk senantiasa menunaikan shalat secara ikhlas serta menyembelih hewan kurban sebagai wujud rasa syukur kepada Allah Ta’ala . 

3. Surah ini memberi kabar gembira kepada Rasulullah saw. bahwa akan datangnya kemenangan terhadap musuh-musuh beliau. Para musuh Nabi akan merugi dan terhinakan karena tidak akan pernah mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat.

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Retorika Abu Nadlir - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger