Retorika Abu Nadlir

Yang ditulis kan subur hidup di kalbu. Yang dikata kan cerah bermakna di jiwa. Yang diajar kan membekas dalam sejarah dan selepasnya!

TAFSIR SURAT ATH-THARIQ (YANG DATANG DI MALAM HARI) Ayat 1 – 10

Sabtu, 23 Mei 20156comments


Oleh : Muhammad Abu Nadlir

Surat ini adalah surat yang ke 36 berdasarkan urutan surat yang diterima Rasulullah dan surat ke 86 berdasarkan urutan Mushaf al-Qur’an. Terdiri dari 17 ayat. Termasuk surat Makkiyyah.


 Asbabun Nuzul Surat Ath-Thariq

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari ‘Ikrimah bahwa surat ini turun berkenaan dengan Abul Asad yang berdiri di atas kulit yang sudah disamak, sambil berkata dengan sombong: “Hai golongan Quraisy, barang siapa yang bisa memindahkan aku dari kulit ini, akan aku beri hadiah”. Selanjutnya ia berkata: “Muhammad menganggap bahwa pintu jahanam itu berjumlah sembilan belas. Aku sendiri sanggup mewakili kalian mengalahkan yang sepuluh, dan kalian mengalahkan yang sembilan lagi”. Turunlah surat ini sebagai sindiran untuknya.


1)    Demi langit dan ath-Thariq,
2)    Dan apakah yang menjadikan engkau mengetahui apakah ath-Thariq itu?,
3)    Bintang yang menembus,
4)    Tidak satu jiwa pun, kecuali ada pemelihara,
5)    Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?,
6)    Dia diciptakan dari air yang terpancar,
7)    Yang keluar antara tulang rusuk dan tulang dada,
8)    Sesungguhnya Allah Maha Kuasa untuk mengembalikannya (hidup sesudah mati),
9)    Pada hari dinampakkan segala rahasia
10)  Maka sekali-kali tidak ada bagi manusia sedikit kekuatanpun dan tidak (pula) ada seorang penolong.


Kosa Kata

Kata as-Samaa’ terambil dari akar kata as-sumuww yang berarti tinggi. Kata ini pada mulanya berarti segala sesuatu yang berada di atas seseorang, namun secara umum kata ini dipahami dalam arti langit yang memang selalu berada di atas seseorang

Kata ath-Thariq terambil dari akar kata-kata tharaqa yang bearti mengetuk atau memukul sesuatu sehingga menimbulkan suara akibat ketukan atau pukulan itu. Palu dinamai mithraqah, karena ia digunakan untuk memukul paku, dan menimbulkan suara yang terdengar. Thariq yang berarti jalan, karena seakan-akan dipukul oleh pejalan kaki dengan kakinya.

Makna kata ath-Thariq kemudian berkembang, sehingga diartikan sesuatu yang berjalan di malam hari, karena pada malam hari dengan keheningannnya dapat memperdengarkan suara ketukan kaki. Pada surat ini dimaknai dengan yang datang di waktu malam baik yang datang itu manusia, kecemasan atau yang lainnya.

Kata an-Najm terambil dari dari kata najama yang antara lain berarti muncul, atau nampak ke permukaan. Pada surat ini, najm diartikan bintang yang muncul atau nampak cahayanya.

Perbedaan antara najm dan kawakib adalah, bahwa najm adalah bintang yang cahayanya bersumber dari dirinya sendiri, sedangkan kawakib tidak demikian.

Kata ats-Tsaaqib terambil dari kata tsaqaba yang berarti melubangi atau menembus sesuatu yang padat atau menyatu.

Kata nafs digunakan al-Qur’an untuk banyak makna antara lain hati, jenis, ruh, dan totalitas manusia. Pada surat ini yang dimaksud adalah totalitas seseorang atau setiap pribadi manusia.

Kata haafiizh digunakan untuk segala sesuatu yang mengandung makna penguasaan dan pemeliharaan.

Kata daafiq (memancar) mengisyaratkan bahwa air itu sendiri yang memiliki sifat memancar. Ia tidak dipancarkan tetapi memancar dengan sendirinya, sehingga jika seseorang bermaksud menahan pancarannya maka orang tersebut tidak akan mampu menahannya.

Kata ash-Shulb berarti tulang belakang atau tulang punggung. Sedangkan kata at-Taraaib berarti tulang dada. Sementara para ulama’ tafsir ada yang memahami kata ash-Shulb itu dengan tulang belakang pria dan at-Taraaib berarti tulang dada, tempat wanita meletakkan kalungnya.

Kata tublaa terambil dari kata al-balaa’ yakni ujian. Kata tublaa digunakan untuk beberapa makna antara laini diketahui, dibongkar, dan diuji.


Pesan Surat Ath-Thariq Ayat 1 – 10

1. Surat ini menjelaskan bahwa setiap jiwa selalu dipelihara dan diawasi oleh Allah SWT.
2. Kita diminta untuk merenungkan asal kejadian diri sendiri yaitu bagaimana kita diciptakan oleh Allah SWT dari air mani. Hal inilah yang akan menghilangkan sifat sombong dan takabur kita.
3. Bahwa Allah SWT Maha Kuasa menghidupkan manusia kembali pada hari kiamat. Dan pada hari itu tidak ada kekuatan yang dapat menolong selain Allah  SWT.
Share this article :

+ comments + 6 comments

6 November 2017 pukul 11.47

alhamdulillah....

10 Oktober 2018 pukul 17.06

Sodaqollohul adzim

13 Desember 2018 pukul 00.01

Masya allah baru baru ini astronot dari cina menemukan bahwa ada satu bintang yang mengeluarkan suara ultra sonic, di mana bintang tersebut mengeluarkan suara seperti orang yang mengetuk pintu tik tok tik tok,masya allah bagai mana bisa hal ini di sebutkan 1400 tahun yang lalu sedangkan penelitianya baru di lakukan di abad 21 .ini luar biasa

30 Mei 2020 pukul 21.49

MasyaAllah...

31 Mei 2020 pukul 23.22

Maha Benar Allah Dengan Segala Firman Nya

21 Mei 2021 pukul 08.57

Alhamdulillah semakin memahami Al Qur'an.

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Retorika Abu Nadlir - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger