Merupakan
surat yang ke-27 yang diterima Rasulullah dan surat yang ke-85
berdasarkan urutan Mushaf al-Qur’an. Terdiri dari 22
ayat. Surat ini termasuk surat Makkiyah.
1. Demi langit
yang mempunyai gugusan bintang,
2. Dan hari yang dijanjikan,
3. Dan yang
menyaksikan dan yang disaksikan,
4. Telah
dibinasakan orang-orang yang membuat parit,
5. Yang berapi
(dinyalakan) dengan kayu bakar,
6. Ketika mereka
duduk disekitarnya,
7. Sedang mereka
menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman,
8. Dan mereka
tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang mukmin itu beriman
kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji,
9. Yang mempunyai
kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu,
10. Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan
cobaan kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak
bertaubat, maka bagi mereka adzab Jahannam dan bagi mereka adzab (Neraka) yang
membakar.
Kosakata
Al-Buruuj adalah bentuk jamak dari kata al-Baurj yang
pada mulanya berarti sesuatu yang nampak. Kata ini sering kali digunakan
dalam arti bangunan besar atau istana yang tinggi, karena
kebesaran dan ketinggiannya menjadikannya ia nampak dengan jelas.
Para ulama’ memahami kata al-Buruuj di sini dalam arti gugusan
bintang yakni letak bintang yang nampak di langit dalam bentuk yang beragam
dan terbagi atas dua belas macam yang masing-masing disebut rasi. Bumi dan
benda-benda langit akan melewati gugusan-gugusan bintang itu setiap kali
berputar mengelilingi matahari. Secara berurutan, nama-nama gugusan bintang
yang berjumlah dua belas itu adalah: Aries, Taurus, Gemini, Kancer, Leo, Virgo,
Libra, Skorpio, Sagitarius, Kaprikornus, Akuarius, dan Pises.
Kata Syaahid demikian juga kata masyhuud terambil dari kata syahida yang pada mulanya berarti hadir.
Kehadiran tersebut bisa secara fisik material bisa juga secara pikiran atau
immaterial, bisa juga kedua-duanya.
Kata syaahid digunakan untuk menunjuk orang yang hadir atau
melihat sesuatu dengan mata kepalanya atau mata hatinya. Ia juga digunakan
dalam arti saksi. Sedangkan kata masyhuud adalah sesuatu yang
disaksikan.
Ada yang memahaminya dalam arti malaikat yang menyaksikan dan
hadir pada peristiwa al-Yaum al-Maw’ud (Hari Kiamat) atau peristiwa al-Ukhduud
yang disebut pada ayat berikut, atau Allah sendiri Yang menyaksikannya.
Sedangkan masyhuud adalah peristiwa yang terjadi ketika itu, atau manusia
yang berkumpul pada hari Kiamat atau hari peristiwa al-Ukhduud.
Biasanya kata buruk yang diucapkan, seringkali ketika orang yang
dibicarakan tidak ada. Oleh karena itu, humazah sering diartikan dengan Ghibah
(menyebut keburukan orang lain sedangkan orangnya tidak ada).
Kata al-Ukhduud adalah bentuk tunggal yang bermakna
belahan dalam tanah atau dengan kata lain disebut parit.
Kata Naqamuu terambil dari dari
kata yang terdiri dari huruf nun – qaf - mim yang maknanya berkisar pada
tidak menyetujui sesuatu kartena menilainya buruk. Dari sini lahir makna
menyiksa, karena tidak menyetujui dan menilai buruk sesuatu, dapat
mengancam, bahkan marah, yang mengundangnya menyiksa.
Kata al-‘Aziiz terambil
dari akar kata yang terdiri dari dua huruf, yaitu ‘ain dan za’.
Maknanya berkisar pada kekukuhan dan kemantapan. Dari sini
kemudian lahir makna-makna baru sesuai dengan konteks serta bentuk mudhori’-nya
(kata kerja masa kini dan datang). Jika bentuknya ya’uzzu maka ini
berarti mengalahkan, jika ya’izzu maka maknanya sangat jarang,
atau sedikit bahkan tidak ada samarnya, dan jika ya’azzu maka
ia berarti menguatkan sehingga tidak dapat dibendung atau diraih. Ketiga
makna tersebut dapat menyifati Allah SWT.
Kata fatanuu terambil dari kata al-Fatan yang pada
mulanya berarti membakar emas untuk mengetahui kadar kualitasnya. Kemudian
kata tersebut digunakan untuk makna menguji. Al-Qur’an juga menggunakan
dalam arti memasukkan ke neraka atau dalam arti siksaan.
Pesan
Surat al-Buruuj Ayat 1 – 10
1. Allah pasti akan membangkitkan semua manusia dan
memberi balasan kepada siapa yang durhaka dan siapa saja yang percaya kepada
Allah.
2. Sikap
dan tindakan-tindakan orang-orang kafir terhadap orang-orang yang mengikuti
seruan para Rasul, dan isyarat dari Allah bahwa orang kafir
Mekah akan ditimpa azab sebagaimana kaum Fir'aun dan Tsamud telah ditimpa azab.
Posting Komentar