Retorika Abu Nadlir

Yang ditulis kan subur hidup di kalbu. Yang dikata kan cerah bermakna di jiwa. Yang diajar kan membekas dalam sejarah dan selepasnya!

SURAT AL- INSYIQAQ (TERBELAH) AYAT 16 – 25

Jumat, 18 September 20150 comments



Merupakan surat yang ke-83 yang diterima Rasulullah dan surat yang ke-84 berdasarkan urutan Mushaf al-Qur’an. Terdiri dari 25 ayat. Surat ini termasuk surat Makkiyah.



16.  Maka Aku tidak bersumpah dengan cahaya merah (di waktu senja),
17.  Dan malam dan apa yang dihimpun(nya),
18.  Dan dengan bulan apabila purnama,
19.  Sesungguhnya kamu pasti melalui tingkat demi tingkat,
20.  Mengapa mereka tidak mau beriman?,
21.  Dan apabila dibacakan kepada mereka al-Qur’an, mereka enggan bersujud,
22.  Bahkan orang-orang kafir itu mendustakan,
23.  Padahal Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan,
24.  Maka ‘gembirakanlah’ mereka dengan siksa yang pedih,
25.  Tetapi orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, bagi mereka pahal yang tidak putus-putusnya,

Kosakata

Asy-Syafaq adalah warna merah yang terlihat di ufuk, ketika terbenam matahari sampai waktu sholat Isya.

Wasaq artinya mengumpulkan, menghimpun. Ada juga yang memahami kata ini dengan arti bercampur.

Thabaqan artinya tingkatan.

Yuu’uun seakar dengan kata wi’aa yakni wadah tempat menghimpun sesuatu. Yang dimaksud di sini adalah menyembunyikan, karena biasanya kata tersebut digunakan untuk menggambarkan penghimpunan sesuatu agar tidak hilang, dan ini mengesankan kekikiran.

Mamnuun terambil dari manna yang berarti putus. Al-mamnuun juga berarti debu, karena dia akan memutus apa yang berada di belakangnya.

Pesan Surat Al- Insyiqaq Ayat 16 – 25


  1. Ayat 16; menjelaskan tentang hikmah dari penyebutan kata Asy-Syafaq (warna merah di ufuk) merupakan sisa-sisa sinar matahari, merupakan tanda telah berakhirnya siang dan mulai datangnya malam. Itu menunjukkan bahwa siang yang terang benderang dengan sinar mataharinya, lambat laun akan berubah menjadi sore, senja dan malam. Kehidupan manusia di dunia ini dengan segala gegap gempita dan kemewahannya, lambat laun akan berubah menjadi senyap dan akhirnya akan hilang dan sirna. 
  2. Ayat 17; menjelaskan bahwa malam menyebabkan bintang-bintang mulai bermunculan dan berkumpul di Langit, dan makhluk bumi mulai kembali ke tempat tinggal mereka masing-masing. Begitu juga manusia yang hidup dan bekerja di siang hari, maka pada malam harinya mereka akan pulang ke rumah masing-masing berkumpul dengan keluarganya. Siang hari adalah tanda kehidupan manusia, sedang malam hari adalah tanda manusia akan meninggalkan dunia ini dan akan kembali kepada asalnya, yaitu tanah, dalam keadaan gelap gulita, kemudian mereka akan dikumpulkan Allah di padang Mahsyar. 
  3. Ayat 18; menjelaskan bahwa bulan purnama di tengah kegelapan malam bagaikan sinar keimanan yang menerangi gelapnya kuburan dan hari akhir. Semakin besar keimanan seseorang, maka semakin besar sinarnya nanti di akherat. 
  4. Ayat 19; menjelaskan bahwa manusia akan mengalami perubahan dalam hidup ini. Perubahan dari satu keadaan pada keadaan yang berbeda. Ayat ini menunjukkan bahwa alam semesta ini baru dan di sana ada Sang Pencipta. Berkata para ahli hikmah : “Barang siapa yang hari ini dalam suatu keadaan, dan besok berubah keadaannya, maka ketahuilah bahwa di sana ada yang mengatur dirinya. 
  5. Ayat 20 - 25; menjelaskan tentang balasan yang disiapkan Allah bagi manusia – baik yang durhaka maupun yang taat.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Retorika Abu Nadlir - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger