Retorika Abu Nadlir

Yang ditulis kan subur hidup di kalbu. Yang dikata kan cerah bermakna di jiwa. Yang diajar kan membekas dalam sejarah dan selepasnya!

SURAT AN-NAZI'AT Ayat 15-26

Senin, 18 Januari 20160 comments



 

Surat ini merupakan surat ke-79 dari segi penempatannya dalam Mushhaf, dan surat yang ke-81 dari segi perurutan turunnya kepada Nabi Muhammad SAW. Termasuk Makkiyyah. Terdiri dari 46 ayat.


15.  Sudah sampaikah kepadamu (ya Muhammad) kisah Musa,
16.  Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci ialah Lembah Thuwa,
17.  "Pergilah kamu kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas,
18.  Dan katakanlah (kepada Fir'aun): "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)",
19.  Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya?",
20.  Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar,
21.  Tetapi Fir´aun mendustakan dan mendurhakai,
22.  Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa),
23.  Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya,
24.  (Seraya) berkata:"Akulah tuhanmu yang paling tinggi",
25.  Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia,
26.  Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya).

Kosa Kata

Kata an-Naazi’aat terambil dari kata naza’a yang berarti mencabut.
Kata Gharqan terambil dari kata ghariqa yang berarti masuk ke dalam sesuatu, atau menarik sesuatu sampai batas akhirnya. Kata ini juga bisa diartikan tenggelam.
Kata an-Naasyithaat dan kata Nasythan terambil dari kata nasyatha yang pada mulanya berarti mengikat, mengeluarkan. Pada surat ini diartikan dengan mencabut, tetapi pencabutan yang lemah lembut.
Kata as-Saabihaat dan Sabhan pada mulanya berarti  menjauh dari posisi. Dari sini, lahir sekian banyak arti bagi kata ini sesuai dengan obyeknya, seperti peredaran planet, berenang, mencari nafkah, bergerak dengan cepat, dan lain-lain.
Kata as-Saabiqaat dan Sabqan terambil dari kata sabaqa yang berarti  mendahului. Kata musaabaqah adalah upaya dua pihak atau lebih untuk saling mendahului tiba di tujuan.
Kata ar-Raajifah terambil dari kata rajafa yang berarti bergoncang dengan goncangan keras.
Kata ar-Raadifah terambil dari kata radifa yang berarti mengikuti, atau berada di belakang (menyusul).
Kata Nakhirah terambil dari kata nakhara yang berarti lubang yang dalam sehingga bila ditiup angin terdengar suara berdesing keluar darinya.
Kata Zajrah berarti bentakan dengan suara keras.
Kata al-Haafirah ada yang memahaminya dalam arti awal sesuatu atau jalan yang pernah dilalui. Kata ini terambil dari kata hafara yang berarti menggali. Kata ini juga dipahami dengan arti hidup kembali di dunia, atau tanah yang digali.
Kata as-Saahirah adalah permukaan bumi, atau padang pasir yang luas. Kata ini terambil dari kata as-sahar yakni tidak tidur malam. Biasanya dipadang pasir yang terbuka, seseorang tidak dapat tidur, karena takut, selalu waspada dan berjaga-jaga. Dari sini padang yang luas dinamai saahirah.
Kata 'Ibrah artinya 'peringatan, contoh, pelajaran'. Akar katanya adalah 'abara, yang berarti 'menyeberangi, melintasi, menafsirkan (suatu mimpi), atau mencucurkan air mata'. Ini berarti bahwa pelajaran nyata yang diperoleh menyebabkan kita menyeberang dari kesalahan ke kebenaran. Kata untuk 'Hebrew [Ibrani] (‘ibri) berasal dari akar kata yang sama (dari 'abara), karena mereka menyeberang menuju keselamatan di tepi laut lain. Kata ini juga berarti menyeberangi pantai pengetahuan karena orang yang ingin sekali mendapat ilmu akan berusaha agar tidak tetap dalam kebodohan. Orang seperti itu menginginkan keselamatan yang dijamin oleh perilaku yang benar.

Pesan Surat an-Nazi’at ayat 15 – 26


  1. Ayat 15-19. Dijelaskan bahwa perlunya mengambil pelajaran dari pengalaman masa lalu, baik yang berkaitan dengan tokoh-tokoh yang berjasa maupun yang durhaka. Perlunya bersikap lemah lembut dan berbudi bahasa halus dalam berdakwah (menyampaikan nasihat) kendati yang dihadapi adalah pendurhaka semacam Firaun. Nabi, apalagi manusia biasa, hanya mampu memberitahu, tapi sukses memperoleh hidayah dan mengamalkannya, hanya berkat bantuan Allah. Pengenalan terhadap Allah dan rasa takut/ kagum kepada-Nya itulah yang mendorong seseorang patuh kepada Allah.

  2. Ayat 20-26. Menjelaskan bahwa Allah selalu mendukung nabi/rasul yang diutus-Nya dengan bukti yang sesuai dengan perkembangan pemikiran atau kemahiran yang ditekuni oleh umat/masyarakatnya. Umat Nabi Musa dikenal dengan kemahiran mereka dalam sihir, maka mukjizat untuk Nabi Musa adalah hal-hal konkret yang luar biasa yang melebihi sihir. Yang lebih buruk daripada menolak kebenaran adalah bersikap angkuh terhadapnya serta berusaha menghalangi tersebarnya. Ucapan Firaun di atas dapat dipahami dalam arti pengakuan tentang adanya pemelihara dan pihak-pihak selain dirinya yang mengurus, mengarahkan, bahkan memiliki wewenang, tetapi dialah pemelihara dan pemilik wewenang tertinggi. Perlu dicatat bahwa Firaun yang ditenggelamkan ini, bukanlah Firaun yang memungut Musa as. di sungai Nil. Yang ditenggelamkan ini adalah putra Firaun itu yang dibesarkan bersama Musa as. dan yang kemudian menjadi penguasa Mesir tertinggi menggantikan ayahnya.

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Retorika Abu Nadlir - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger