Retorika Abu Nadlir

Yang ditulis kan subur hidup di kalbu. Yang dikata kan cerah bermakna di jiwa. Yang diajar kan membekas dalam sejarah dan selepasnya!

SURAT AN-NAZI'AT Ayat 27-46

Senin, 18 Januari 20160 comments





Surat ini merupakan surat ke-79 dari segi penempatannya dalam Mushhaf, dan surat yang ke-81 dari segi perurutan turunnya kepada Nabi Muhammad SAW. Termasuk Makkiyyah. Terdiri dari 46 ayat.
 



27. Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya,
28. Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,
29. Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang,
30. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya,
31. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya,
32. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,
33. (Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu,
34. Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang,
35. Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya,
36. Dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat,
37. Adapun orang yang melampaui batas,
38. Dan lebih mengutamakan kehidupan dunia,
39. Maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya),
40. Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,
41. Maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya),
42. (Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan, kapankah terjadinya?,
43. Siapakah kamu (maka) dapat menyebutkan (waktunya)?,
44. Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya),
45. Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari berbangkit),
46. Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.

Kosa Kata

Akar kata kerja sama' berarti tinggi, tidak hanya dalam arti vertikal, tapi juga dalam arti kiasan, dinaikkan atau luhur. Dengan demikian, ia juga berarti berjalan di luar pemahaman (seseorang).

Samka artinya atap atau langit-langit, sumk artinya ketebalan, sedangkan samik artinya tipis. Rafa'a samkaha, ia menambah ketinggiannya, artinya lebar langit ditambah sampai suatu tingkat yang menurut persepsi kita ukurannya tak dapat diduga. Dalam ayat ini kata tersebut menyiratkan bahwa langit meletus. Bisa saja menafsirkan ayat ini dengan makna Ledakan Besar (Big Bang).

Fa-sawwaha (lalu menyempurnakannya) merupakan salah satu petunjuk paling awal pada kata sawa, artinya sepadan, rata, datar, meratakan, menyamakan, mengatur, menertibkan. Sawa dan beberapa derivatnya memiliki makna yang saling mencakup dengan kata 'adala, yang berarti bertindak adil, sesuai, menyamakan, menyusun rapi.
Dari sawa muncul kata musawah, yang artinya persamaan di depan hukum, dan taswiyah, yang berarti penyusunan, penyamaan. Jadi setelah terjadi ledakan besar, ketertiban pun ditegakkan.

Akhraja artinya mengeluarkan, atau memunculkan. Kharaja akar dari akhraja berarti keluar, terbit.

Daha artinya menggelar, meratakan, mendatarkan, membuka gulungan, dan dahyah artinya telur. Ini menunjuk pada kenyataan bahwa bumi diciptakan terhampar pada beberapa kutub (ujung-ujung hamparan bumi bertemu di dua kutub), suatu fakta yang baru beberapa dekade saja diketahui oleh manusia modern.

Mar'a berarti padang rumput atau tempat untuk menggembala. Ra’a artinya menggembalakan, dan juga berarti memelihara sekawan binatang, atau lebih umum lagi mengurus seseorang atau sesuatu. Ra’i adalah pelindung, sedangkan ra'ini artinya lindungi saya.

Dengan demikian dari bumi muncul suatu zat cair yang membuat kehidupan menjadi mungkin dan memberi kita kemungkinan untuk menggembala di atasnya.

Arsa berasal dari rasa, yang berarti meneguhkan, dan menambatkan. Diteguhkannya bumi ini agar kita bisa menetap dan mencari perbekalan, dan juga memberi kita kestabilan yang kita butuhkan untuk menjalani kehidupan.

Dunya, maksudnya dunia ini sebagai lawan dari dunia berikutnya, berasal dari kata dana, yang berarti rendah, dekat, berhampiran, dan juga sebagai atau menjadi alas, hina, atau tercela. Dengan lebih mencintai kehidupan dunia ini seseorang secara otomatis bergerak ke arah materialisme yang lebih kotor dan bersifat rendah.


Pesan Surat an-Nazi’at ayat 27 – 46
  1. Ayat 27-33. Dijelaskan bahwa membangkitkan manusia adalah mudah bagi Allah seperti menciptakan alam semesta.

  2. Ayat 33-46. Menjelaskan bahwa keadaan orang-orang musyrik pada hari kiamat dan bagaimana kedahsyatan hari kiamat itu. Penegasan Allah tentang adanya hari kiamat dan sikap orang- orang musyrik terhadapnya; manusia dibagi 2 golongan di akhirat; manusia tidak dapat mengetahui kapan terjadinya saat kiamat.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Retorika Abu Nadlir - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger