Retorika Abu Nadlir

Yang ditulis kan subur hidup di kalbu. Yang dikata kan cerah bermakna di jiwa. Yang diajar kan membekas dalam sejarah dan selepasnya!

MENGUJI HARAPAN ”BALI NDESA MBANGUN DESA”

Senin, 30 Maret 20090 comments

Gubernur dan Wakil Gubernur jawa tengah telah terpilih, dengan bibit waluyo dan rustrinibgsih sebagai pemenangnya. Melalui gagasannya ”bali ndesa bangun desa” keduanya menyakinkan masyarakat jawa tengah untuk memilihnya menjadi gubernur dan wakil gubernur jateng 2008-2013. Dengan gagasannya itu pula keduanya berusaha memberikan harapan kepada masyarakat menuju petani sejahtera.

Memang mayoritas penduduk di jawa tengah bertempat tinggal di desa. Dan sudah menjadi umum bahwa kehidupan mereka yang di desa adalah bertani, bercocok tanam, berpenghasilan dari usaha kegiatan pertanian. Kegiatan pertanian merupakan salah satu penopang utama perekonomian di negara kita pada umumnya dan jawa tengah pada khususnya meskipun sebagian besar petani masih berkuat pada kemiskinan, ketidakberdayaan, dan masih rendah tingat SDMnya.

Apalagi kebutuhan hidup manusia semakin berkembang, yang akibatnya luas lahan pertanian selalu menyusut setiap tahun. Dan selama produksi pangan, sandang, dan tempat berteduh manusia masih bergantung pada pertanian maka penyempitan lahan pertanian akan tetap menjadi ancaman hidup manusia di masa mendatang.

Adanya peningkatan jumlah penduduk setiap waktu yang menuntut tersedianya fasilitas pendukung hidup lebih baik, mengakibatkan alih fungsi lahan pertanian menjadi nonpertanian tidak dapat dihindari. Oleh karena itu kaum petani sangat berharap kesejahteraan penuh kepada pemerintahan bibit-rustri ini.

Dua bulan bibit-rustri memipin jawa tengah, tapi permasalahan klasik petani masih banyak yang belum teratasi, mulai dari ketidaktersedianya air irigasi yang mencukupi, sarana irigasi yang kurang memadai, terbatasnya modal usaha pertanian, kesulitan mendapatkan pupuk, harga obat-obatan/ saprodi yang relatif mahal, dan harga jual produksi (terutama gabah) yang sangat di bawah standar pada saat panen raya dan juga adanya masalah kelembagaan yang belum adanya pemberdayaan penuh dari pemerintah dan pihak-pihak yang berkompeten lainnya kepada organisasi petani (kelompok petani).

Sebernanya ini lah yang perlu diperhatikan pemerintahan bibit-rustri dalam mewujudkan ”bali ndesa bangun desa”nya itu. Banyak para petani yang masih gagap dalam permasalahan yang mendasar, seperti cara menanam. Mereka masih gagap gabah.

Contonya, apa yang tejadi di kota porwadadi, para petani tertimpa kemalangan akibat sawah mereka gagal panen. Pastinya masalah ini lebih membuat mereka nelangsa dari pada ketika mereka menghadapi harga jual padi yang rendah.

Sukar membanyangkan petani bisa gagap dengan pekerjaan mereka sendiri, yang merupakan profesi termudah karena tidak memerlukan banyak keahlian dan ketrampilan. Bagaimana kelanjutan nasib mereka ke depan, nasib pertanian di jawa tengah kalau struktur yang ada sekarang belum ada perubahan yang konkrit.

Harapan Petani

Sebernanya harapan masyarakat atas apa yang telah digagaskan oleh bibit-rustri terlaksana kalau semua itu cepat diaplikasikan. Sangat naif sekali ketika petani yang sebagai produser pertanian dan devisa negara yang tepat tidak mendapatkan prioritas terbaik.

Dengan cara penegasan dari pemerintah terhadap regulasi pengolahan lahan dan air (termasuk dari aspek penegakan hukumnya) guna menjamin ketersediaan air irigasi, peningkatan pembangunan infrastruktur pertanian, seperti JITUT (jaringan irigasi tingkat usaha tani) dan JUT (jalan usaha tani).

Selain itu juga diperlukan terjaminnya ketersediaan pasokan pupuk dan pendisribusian pupuk diharapkan melibatkan kelompok tani secara aktif, memberikan kemudahan dan meningkatkan fasiitas kredit usaha pertanian, dan yang penting pemerintah diharapkan membeli secara langsung gabah dari petani dengan harga memadai (meskipiun kualitas gabah tidak maksimal), dan perlu adanya peningkatan SDM petani melalui pemberdayaan kelompok petani.

Semua ini dengan harapan jangan sampai hasil panen yang melimpah hanya tinggal impian. Malah-malah belum sampai panen, benih padi yang sudah ditebar di area persawahan tidak lekas tumbuh. Dan akhirnya petani menjadi bingung apa yang harus dilakukan bila hal ini terjadi.

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Retorika Abu Nadlir - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger