Retorika Abu Nadlir

Yang ditulis kan subur hidup di kalbu. Yang dikata kan cerah bermakna di jiwa. Yang diajar kan membekas dalam sejarah dan selepasnya!

MODERENISASI AQIDAH ISLAM

Jumat, 03 April 20090 comments


Oleh : Muhammad Abu Nadlir

Islam adalah agama yang mulia, kemuliaan ini dibuktikan oleh keberadaan ajaran-ajarannya yang sangat lengkap dengan segala aspek dalam kehidupan. Agama yang diwahyukan kepada Nabi akhiruz zaman ini tidak hanya mengajarkan untuk beribadah kepada tuhannya semata (Allah), malainkan juga mengajarkan tata cara kehidupan bermasyarakat, bertholabul ilmi, riset dan observasi terhadap berbagai hal untuk dapat menemukan dan mewujudkan variasi-variasi yang bermanfaat bagi manusia dan alam sekitar.

Tetapi suatu hal yang sulit sekali dihindari dalam dinamika pemikiran keagamaan adalah ketegangan, bahkan konflik ynag muncul mengiringi perkembangan pemikiran itu. Disatu pihak ketegangan dan konflik itu muncul oleh suatu keharusan yang dilandaskan pada kepercayaan untuk mempertahankan segi doctrinal suatu agama dan situasi dunia yang selalu berubah ketegangan antara doktrin dan agama merupakan persoalan yang tidak akan pernah selesai dimanapun. Terutama dalam masyarakat yang sedang mengalami modernisasi. Dilain pihak ketegangan itu menurut sebagian orang hayalah untuk pioritas atau ingin namanya terkenal belaka.

Definisi Modernisasi

Modernisasi menilik dari arti maknawi mempunyai bayak penafsiran, konsep modernisasi telah banyak dikemukakan para ahli. Sudjatmoko mendefinisikan modernisasi dengan pengertian kemampuan suatu sistem sosial untuk menanggulangi tantangan-tantangan serta persoalan baru yang dihadapinya dengan penggunaan secara rasional dari pada ilmu dan teknologi atau segala sumber kemakmurannya. Dalm pandangan Prof.DR.Mukti Ali, modernidsasi adalah proses dimana rakyat dalm kulturnya sendiri menyesuaikan dirinya terhadap waktu dimana mereka hidup.

Koentonengrat mengatakan bahwa modernisasi adalah usaha hidup yang sesuai dengan zaman dan konstelasi dunia sekarang. Semua ini hanya pengertian modernisasi secara umum, sedangkan modernisasi islam sendiri menurut KH.Syafiq Nashan yang menanggapi masalah ini menjawab bahwa setiap sesuatu yang melenceng baik akidah maupun nonakidah, tapi pemikiran dari ulama’ tidak bisa dibenarkan oleh para modernisasi, mereka menganggap modernisasi sangat perlu disebabkan untuk menyesuaikan dengan jaman dan konstelasi dunia sekarang ini.

Menanggapi Modernisai Akidah Islam

Bila kita pandangi lebih lanjut betapa para modernisasi itu mementingkan akal saja. Menurut logika mereka, bahwa umat islam akan maju kalau reason mereka produktif, reason itu bila produktif kalau ada demokrasi, ini merupakan kesimpulan logika yang bisa benar dan bisa salah

Menurut KH.M. Ma’ruf Irsyad (Ro’is Suriyyah NU cabang Kudus ) dalam pengajiannya mengatakan bahwa akal itu lemah dan tidak bisa dijadikan landasan, bahkan beliau mengatakan kalau otak merupakan anggota tubuh terlemah, seperti yang kita ketahui bahwa setiap pengendara motor diwajibkan memakai helm standart, yang bertujuan melindunginya dari benturan. Beliau menjelaskan bahwa orang-orang liberal itu keliru enonjolkan akalnya saja. Tetapi mereka kaum libralis mempunyai sebuah kesen bahwa makna lberal mempunyai makna kebebasan tanpa batas, tau bhakan diser takan dengan sikap pemisif dan sikap menoleransi terhadap keberagfamaan yang sudah terlembaga.

KH.Syafiq Nashan yang sebagai ketua MUI kudus menyatakan di islam sudah dijelaskan ulama dalam pengambilan refrensi al-quran dan alhadist, untuk memutuskan suatu hokum kita harus mencemati ayat-ayat dan hadist nabawi dan harus paham tata cara menafsirkan al-quran,asbabul wurut hadist dan harus mengetahui latar belakang dan juga kesepakatan ulama salaf yang mana tidak mengambil keputusan menurut hawa nafsunya tapi berdasarkan ilmu agama seperti ushul fiqh, qowa’idul fiqh dan lain-lain. Beliau juga menambhakan bahwa para tokoh-tokoh sekarang terlalu berani menafsirkan al-quran, sebab ia menguasai perangkat ilmu itu sendiri.

Modernisasi akan berpengaruh kepada islam dengan adanya kerahan umat isalam atas hal tersebut. Dan itu merupakan target utama mereka, apalagi di barat, orang-oarng yahudi atau nasrani ingin membuat keragua-raguan terhadao islam.

Cara meluruskan modernisasi aqidah isalm

Zama sekarng menjadi kesaksian dari suatu kesadaran yang paling utamadalm sejarah islam, dan yang berarti dalam semua alam, pikirn dan kebudayaan. Modernisasi dan pembaharuanislam tentu harus dijauhkan dari pengaruh-pengaruh ideailisme sekuler yang berintikan kesombongan intelektual anti agama karena sekuler itu sendiri, selain menghancurkan norma-norma agama, juga mengalir doktrin-doktrin tentang akhlaqul karimah dan derajat manusia.

Tinggal kita meluruskannya dengan mendidik umat islam, kita didik bahwa ajaran islam yang benar dalah yang mengikyuti ajaran kmabi, para sahabat, tabi’indan tabi’it tabi’in. dengan melihat hambatan-hambatan yaitu factor yang mersak generasi muda (film yang tidak mendidik).

Akhirnya kita renungkan dan menghayati kata pepatah “jika secara keseluruhan kita menyaksikan sebatang pohon tumbang karena topan, maka janganlah kiata mengutuk topan itu semestinya kita tunjukkan pada pohon itu sendiri, karena kebusukan bagian dalamnya.

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Retorika Abu Nadlir - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger