Pintu Dunia Keajaiban Terbuka dengan Membaca dan Menulis.
Minggu, 26 September 20100 comments
Percayakah Anda? Menurut penelitian, kegemaran membaca dan menulis buku membuat seseorang tak mudah pikun pada masa tuanya. Jika Anda ingin mengaktifkan penggunaan belahan otak kanan (emosi) dan kiri (logika), banyak-banyaklah membaca dan menulis.
Reading dan writing memang memberikan banyak kebaikan dan keajaiban hidup. Sayangnya walau sudah dikenalkan sejak sekolah dasar, kedua aktivitas ini tak kunjung jadi santapan kita sehari-hari. Mayoritas orang tidak menjadi penikmat buku dan penulis kata yang andal.
Dalam siaran di sebuah stasiun TV swasta, Hernowo, General Manager Editorial Mizan mengatakan tanpa berlatih secara konsisten dan kontinu, mustahil seseorang dapat membaca dengan benar dan menulis dengan baik. Mengapa? Karena membaca dan menulis adalah dua aktivitas "mencerna" yang kemampuannya tumbuh secara bertahap dan berkelanjutan.
Membaca adalah upaya untuk mencerna dan menyerap sari kumpulan gagasan. Sedang menulis adalah salah satu kegiatan mempercepat proses pencernaan dan penyerapan gagasan. Pembiasaan dan latihan, mungkin ini yang malas dan jarang dilakukan. Perlu tekad pribadi dan juga dukungan lingkungan.
Alma, putri dari Karlina Leksono (astronom wanita Indonesia), bisa dijadikan contoh dalam hal ini. Sejak kecil orangtuanya telah memperkenalkan Alma dengan dunia buku.
Dikisahkan, orangtuanya termasuk royal dalam membelikan bacaan. Berbeda halnya jika yang ia minta adalah mainan dan lainnya. Untuk buku tampaknya orangtua tak kenal kompromi.
Bacaan yang menarik, ditambah ibu yang memberi penjelasan dengan cara menarik membuat Alma mencintai buku. Segala hal yang ingin ia ketahui, ia cari di buku. Ia mengenal berbagai kota di dunia lewat buku, seakan-akan ia ada di dalamnya. Membaca jadi sangat menyenangkan.
Membaca membuat kita banyak berpikir dan merenung. Anak yang banyak membaca akan berkembang imajinasinya. Dan imajinasi akan menumbuhkan kreativitas.
Betul apa yang dikatakan Barbara Tuchman, bahwa buku adalah pengusung peradaban. Tanpa buku, sejarah menjadi sunyi, sastra bisu, ilmu pengetahuan lumpuh, pikiran dan spekulasi mandek.
Lalu bagaimana halnya dengan menulis? diharapkan setiap orang untuk membudayakan aktivitas menuliskan apa yang ia baca dan ia ketahui. Menulis bukan masalah skill atau art, tapi campuran antara keduanya. sampai kalau perlu kita perintah diri kita sendiri "Hadapi mesin tik sampai apapun yang ada dalam pikiran kita keluar".
Kadang proses menulis kita terhambat karena kita tidak menuliskan semua yang ada dalam pikiran kita. Hal seperti ini banyak dialami murid-murid sekolah dasar. Penyebabnya macam-macam, bisa karena takut nilainya kecil, ditertawakan, dan sebagainya.
Karena itulah menulislah dengan hati. Keluarkan semua yang ada dalam pikiran Anda. Setelah itu baru berhati-hatilah dengan menggunakan otak Anda.
Kiat tersebut mirip dengan anjuran J.K. Rowling, penulis bestseller Harry Potter. Untuk menulis "Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri. Itulah yang saya lakukan".
Membaca dan menulis adalah dua sayap yang akan membawa Anda terbang. Membaca, tanpa disertai upaya menuliskan apa yang Anda dapat sama dengan terbang memakai satu sayap, menggantung tak tentu tujuan.
Mengungkap pengetahuan lewat pena akan membawa Anda pada pendalaman makna dan perluasan wawasan.Ini sama dengan mengaplikasikan ilmu kepada masyarakat luas.
Cobalah mengikat makna lewat membaca dan menulis sejak saat ini. Anda akan menemukan sebuah dunia yang indah. A wonderland.
Labels:
jurnalistik
Posting Komentar