Surat ini
merupakan surat ke-79 dari segi penempatannya dalam Mushhaf, dan surat yang ke-81
dari segi perurutan turunnya kepada Nabi Muhammad SAW. Termasuk Makkiyyah.
Terdiri dari 46 ayat.
27. Apakah kamu lebih sulit penciptaanya
ataukah langit? Allah telah membinanya,
28. Dia
meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,
29. Dan
Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang,
30. Dan
bumi sesudah itu dihamparkan-Nya,
31. Ia
memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya,
32. Dan
gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,
33. (Semua
itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu,
34. Maka
apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang,
35. Pada
hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya,
36. Dan
diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat,
37. Adapun
orang yang melampaui batas,
38. Dan
lebih mengutamakan kehidupan dunia,
39. Maka
sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya),
40. Dan
adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari
keinginan hawa nafsunya,
41. Maka
sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya),
42. (Orang-orang
kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan, kapankah
terjadinya?,
43. Siapakah
kamu (maka) dapat menyebutkan (waktunya)?,
44. Kepada
Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya),
45. Kamu
hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari berbangkit),
46. Pada
hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak
tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.
Kosa Kata
Akar kata kerja sama'
berarti tinggi, tidak hanya dalam arti vertikal, tapi juga dalam arti
kiasan, dinaikkan atau luhur. Dengan demikian, ia juga berarti berjalan di luar
pemahaman (seseorang).
Samka artinya atap atau langit-langit, sumk
artinya ketebalan, sedangkan samik artinya tipis. Rafa'a
samkaha, ia menambah ketinggiannya, artinya lebar langit
ditambah sampai suatu tingkat yang menurut persepsi kita ukurannya tak dapat
diduga. Dalam ayat ini kata tersebut menyiratkan bahwa langit meletus. Bisa
saja menafsirkan ayat ini dengan makna Ledakan Besar (Big Bang).
Fa-sawwaha (lalu menyempurnakannya) merupakan salah satu
petunjuk paling awal pada kata sawa, artinya sepadan,
rata, datar, meratakan, menyamakan, mengatur,
menertibkan. Sawa dan beberapa derivatnya memiliki makna
yang saling mencakup dengan kata 'adala, yang berarti bertindak
adil, sesuai, menyamakan, menyusun rapi.
Dari sawa
muncul kata musawah, yang artinya persamaan di depan
hukum, dan taswiyah, yang berarti penyusunan, penyamaan.
Jadi setelah terjadi ledakan besar, ketertiban pun ditegakkan.
Akhraja artinya mengeluarkan, atau memunculkan. Kharaja
akar dari akhraja berarti keluar, terbit.
Daha artinya menggelar, meratakan, mendatarkan, membuka
gulungan, dan dahyah artinya telur. Ini menunjuk pada
kenyataan bahwa bumi diciptakan terhampar pada beberapa kutub (ujung-ujung
hamparan bumi bertemu di dua kutub), suatu fakta yang baru beberapa dekade saja
diketahui oleh manusia modern.
Mar'a berarti padang rumput atau tempat untuk
menggembala. Ra’a artinya menggembalakan, dan juga
berarti memelihara sekawan binatang, atau lebih umum lagi mengurus
seseorang atau sesuatu. Ra’i adalah pelindung,
sedangkan ra'ini artinya lindungi saya.
Dengan demikian
dari bumi muncul suatu zat cair yang membuat kehidupan menjadi mungkin dan
memberi kita kemungkinan untuk menggembala di atasnya.
Arsa berasal dari rasa, yang berarti meneguhkan,
dan menambatkan. Diteguhkannya bumi ini agar kita bisa menetap dan
mencari perbekalan, dan juga memberi kita kestabilan yang kita butuhkan untuk
menjalani kehidupan.
Dunya,
maksudnya dunia ini sebagai lawan dari dunia berikutnya, berasal dari
kata dana, yang berarti rendah, dekat, berhampiran,
dan juga sebagai atau menjadi alas, hina, atau tercela. Dengan lebih
mencintai kehidupan dunia ini seseorang secara otomatis bergerak ke arah
materialisme yang lebih kotor dan bersifat rendah.
Pesan Surat an-Nazi’at ayat 27 – 46
- Ayat 27-33. Dijelaskan bahwa membangkitkan
manusia adalah mudah bagi Allah seperti menciptakan alam semesta.
- Ayat 33-46. Menjelaskan bahwa keadaan orang-orang musyrik pada hari kiamat dan bagaimana kedahsyatan hari kiamat itu. Penegasan Allah tentang adanya hari kiamat dan sikap orang- orang musyrik terhadapnya; manusia dibagi 2 golongan di akhirat; manusia tidak dapat mengetahui kapan terjadinya saat kiamat.
Posting Komentar